Penulis Abdur Rosyid
KH. Mohammad Yahya Bin
Faroidl Bin Kyai Speleh Bin kyai Gorang Garing atau yang dikenal
Kyai Yahya atau Syaikhona Yahya, adalah pengarang kitabArkan. Beliau berasal dari Kampung Karang Anyar Desa Banyuajuh Kecamatan Kamal,
Kyai Yahya atau Syaikhona Yahya, adalah pengarang kitabArkan. Beliau berasal dari Kampung Karang Anyar Desa Banyuajuh Kecamatan Kamal,
seangkatan dengan KH. Mohammad Kholil Bangkalan. Saat beliau menimba ilmu di sebuah
Pondok pesantren di daerah Sidoresmo Sidoarjo, beliau mengarang kitab Arkan ini. Tujuan beliau mengarang kitab ini tak lain adalah, bagaimana nanti orang yang membaca atau mengaji kitab ini, terutama masyarakat awam yang masih belum mengenal sholat atau baru belajar sholat, saat
memulai mengaji kitab arkan ini dia bisa segera sholat. Oleh karena itu, beliau memulai tulisan dalam kitab Arkan tersebut langsung dengan tulisan atau kalimat ARKANUSSHOLATI SAB’ATA ‘ASYARO, yang dituliskan dengan bahasa arab dan diberi makna jawa di bawahnya, utawi firo-firo rukuni sholat iku pitu welas.
Karena beliau menimba ilmu (mondok) di Sidoresmo ini kepada seorang kyai
yang kesehariannya menggunakan bahasa Jawa (tabbarrukan ilal masyayikh). Karena
kitab ini tidak mempunyai nama, maka kyai dan para santri dengan mudahnya
menyebutnya dengan nama Kitab Arkan, sesuai dengan kata yang pertama, yaitu
Arkanussholati. Selanjutnya setelah pulang ke Madura, dalam memberikan
pengajian kepada santri-santrinya beliau memberikan penjelasan (murod) dengan
menggunakan bahasa madura. Dalam pengajian kitab Arkan ini, para kyai biasa
mengajarkan dengan sistem sorogan, yaitu sistem
pembelajaran inidividu dimana kyai membacakan 2
atau 3 kata, kemudian ditirukan oleh santrinya. Santri beliau menyebar mulai
dari sekitar kecamatan Kamal, khususnya daerah Banyuajuh, Pendabah, Tanjung
Jati, Gili Anyar, Gili Timur, Telang, dan lain sebagainya. Serta di beberapa
daerah di Bangkalan maupun di luar Bangkalan, seperti Kwanyar, Labang, Jambu
(Burneh), Socah, Arosbaya.
Adapun yang dari luar Bangkalan terutama daerah Gapura Sumenep, Banyuwangi, Malang dan Lain sebagainya. Dari pembelajaran kitab Arkan tersebut, sebagian besar para santri merasakan dengan belajar Kitab Arkan ini, dalam melaksanakan Sholat lebih berhati-hati dalam setiap rukun, syarat, dan menghindari batalnya sholat terutama
dalam bacaan Surat Al Fatihah, Tuma’ninah, serta kehati-hatian terhadap Bergerak tiga kali (salah satu batalnya sholat) dan Najis .
Adapun yang dari luar Bangkalan terutama daerah Gapura Sumenep, Banyuwangi, Malang dan Lain sebagainya. Dari pembelajaran kitab Arkan tersebut, sebagian besar para santri merasakan dengan belajar Kitab Arkan ini, dalam melaksanakan Sholat lebih berhati-hati dalam setiap rukun, syarat, dan menghindari batalnya sholat terutama
dalam bacaan Surat Al Fatihah, Tuma’ninah, serta kehati-hatian terhadap Bergerak tiga kali (salah satu batalnya sholat) dan Najis .
Sae neka moga M.I.S.S.Y kembali jaya
ReplyDelete